“Faktanya adalah banyak orang Indonesia yang nggak cinta produk lokal."
(Penulis : Agung Budiono)
Keberhasilan Peter Says Denim (PSD) yang cukup singkat memang bukan hal yang instan. Peter sang founder sudah melewati tahapan-tahapan sulit tentang bisnis jeans -nya. Mulai dari "kuli" jeans sampai bisa jadi bos jeans.
“Semuanya bermula dari pengalaman gue kerja di surfing industry. Kelar SMA gue langsung kerja di pabrik yang membuat produk seperti Volcom, Globe, hingga Rusty. Dari situ gue belajar produksi mulai dari pemilihan bahan sampai pemasaran. Dan 2005 dengan modal nol rupiah gue berani buat denim namanya Defense. Singkat cerita produknya gagal, sampai akhirnya 2008 bikin PSD. Saat itu gue tanpa modal juga dan mulai belajar dari kesalahan,” cerita cowok bernama lengkap Peter Firmansyah.
Lewat penguasaan dan pengalaman tentang jeans Peter mulai mengatur strategi pemasaran PSD. Dimulai dengan membaca karakter konsumen lokal. “Faktanya adalah banyak orang Indonesia yang nggak cinta produk lokal. Seleranya masih ke-bule-bulean. Dari situ gue konsep PSD untuk ke pasar Internasional sehingga ketika dipakai bule orang Indonesia jadi bangga,” tambah Peter.
Mengincar pasar Internasional memang bukan hal yang mudah. Apalagi buat brand yang baru lahir. Sekadar info saat itu ada sekitar 700 brand clothing yang terdaftar di Bandung. Dan ibaratnya dia yang ke-701. Tapi untungnya dia nggak melebur ke dalam, melainkan keluar dari pemikiran brand lokal untuk jadi sesuatu yang beda. Di sinilah hebatnya seorang Peter Firmansyah. Dia bekerja sesuai passion -nya.
“Saat bisa mencapai Kanada dan pasar Amerika banyak yang bilang gue sombong. Senior-senior yang udah terjun di clothing malah ada yang benci. Tapi gue menanggapi ini dengan santai. Ketika sukses dan bikin sesuatu yang beda pasti ada cobaannya. Padahal banyak yang nggak tau usaha gue itu sulit. Gue belajar jeans itu udah lama, gue main band juga cukup lama. Kasarnya bisa dibilang gue tau jeans dan gue tau apa yang dibutuhin anak band. Gue pun fight di kehidupan itu. Semuanya gue belajar dari pengalaman,”
No comments:
Post a Comment